Sabtu, 07 Desember 2013

Keutamaan Surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas




 

- Rasulullah SAW. bersabda: “Ketika Allah Azza wa Jalla hendak menurunkan surat Al-Fatihah, ayat Kursi, Ali-Imran 18, 26-27, surat dan ayat itu bergelantung di Arasy dan tidak ada hijab dengan Allah. Surat dan ayat itu berkata: Ya Rabbi, Kau akan turunkan kami ke alam dosa dan pada orang yang bermaksiat kepada-Mu, sementara kami bergelantung dengan kesucian-Mu. Allah SWT. berfirman: “Tidak ada seorang pun hamba yang membaca kalian setiap sesudah shalat kecuali Aku karuniakan padanya lingkaran kesucian di tempat ia berada, dan Aku memandangnya dengan mata-Ku yang tersembunyi setiap hari tujuh puluh kali pandangan. Jika tidak, Aku tunaikan baginya setiap hari tujuh puluh hajat yang disertai pengampunan. Jika tidak, Aku melindungi dan menolong-nya dari semua musuhnya. Dan tidak ada yang mengha-langinya untuk masuk ke surga kecuali kematian.” (Tafsir Majmaul Bayan 1/426)
- Rasulullah SAW. bersabda bahwa Allah SWT. berfirman: “Aku membagi surat Al-Fatihah antara Aku dan hamba-Ku, separuh untuk-Ku dan separuh lagi untuk hamba-Ku.
Bagi hamba-Ku ketika ia bermohon dan membaca: Bismillahir Rahmanir Rahim, Allah Azza wa Jalla menyatakan: “Hamba-Ku telah memulai dengan nama-Ku, maka berhaklah Aku untuk menyempurnakan urusannya dan memberikan keberkahan dari sisi-Ku untuk seluruh.keadaannya.”
Ketika hamba-Ku membaca: Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, Allah Jalla jalaluh menyatakan: “Hamba-Ku telah memuji-Ku, mengakui bahwa semua nikmat yang dimilikinya berasal dari sisi-Ku, dan semua bala’ Aku yang menyingkirkan sehingga ia merasakan itu sebagai karunia. Maka, hendaknya kalian saksikan, Aku akan menjamunya dengan kenikmatan akhirat lebih dari kenikmatan dunia yang telah Kuberikan, dan menyingkirkan bala’ akhirat sebagaimana Aku telah menyingkirkan bala’ dunia.”
Ketika hamba-Ku membaca: Ar-Ramânir Rahîm, Allah Jalla jalaluh menyatakan: “Hamba-Ku telah bersaksi bahwa Aku Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kalian saksikan, Aku akan melimpahkan rahmat-Ku padanya dan mencurahkan karunia-Ku padanya.”
Ketika hamba-Ku membaca: Maliki yawmiddîn, Allah SWT. menyatakan: Kalian saksikan, sebagaimana ia telah mengakui Aku sebagai Raja pada hari kiamat, Aku akan memberikan kemudahan baginya yaitu amalnya tidak dihisab, dan Aku akan mengampuni semua kesalahannya.”
Ketika hamba-Ku membaca: Iyyâka na’budu wa iyyâka nasta’in, Allah Azza wa Jalla menyatakan: “Dia hanya memohon pertolongan kepada-Ku dan hanya bersandar kepada-Ku. Kalian saksikan, Aku akan menolongnya dalam segala urusannya, Aku akan melindungi-Nya dalam segala deritanya, dan Aku akan memegang tangannya saat ia membutuhkan pertolongan.”
Ketika hamba-Ku membaca: Ihdinash shirâthal mustaqîm … (sampai akhir surat), Allah Jalla jalaluh menyatakan: Hamba-Ku telah bermohon pada-Ku, Aku pasti mengijabah permohonan hamba-Ku, memberikan apa yang diinginkan, dan menyelamatkannya dari apa yang ditakutkan.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 1/5)
- Rasulullah SAW. bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Fatihah, Allah mengkaruniakan kepadanya pahala sama dengan pahala membaca suluruh ayat yang diturunkan dari langit.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 1/4)
- Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berakata: “Iblis menangis dan menjerit dalam empat hal: ketika ia dilaknat, ketika ia diturunkan ke bumi, ketika Muhammad diangkat men-jadi Rasul, dan ketika surat Al-Fatihah diturunkan.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 1/4)


- Rasulullah SAW. bersabda: …”Barangsiapa yang membaca surat Al-Ikhlash tiga kali, ia seperti membaca seluruh Al-Qur’an.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5/702).
- Rasulullah SAW. bersabda: “Barangsiapa yang melewati kuburan dan membaca surat Al-Ikhlash sebelas kali, kemudian ia menghadiahkan pahalanya kepada penghuni kubur, Allah SWT memberikan pahala padanya sejumlah penghuni kubur.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5/702).
- Imam Ja`far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan tinggalkan membaca surat Al-Ikhlash sesudah shalat fardhu, karena orang yang membacanya Allah akan menggabungkan baginya kebaikan dunia dan akhirat, mengampuni dosanya, dosa kedua orang tuanya dan dosa anaknya”. (Mafatihul Jinan 478)
- Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Ikhlash sebelas kali sesudah shalat Subuh, maka pada hari itu ia tidak akan ditakutkan oleh dosa walaupun setan berusaha keras untuk menggodanya.” (Mafatihul Jinan 77).
- Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Aku mimpi melihat Hidhir (AS.) pada malam besoknya perang Badar. Aku berkata padanya: ajarkan padaku sesuatu yang dapat menolongku dari musuh-musuhku. Hidhir (as) berkata: bacalah: Yâ Huwa yâ Man lâ huwa illâ Huwa. Pagi harinya aku ceritakan kepada Rasulullah SAW. Kemudian beliau bersabda: “Wahai Ali, engkau telah mengetahui Ismul A’zham (nama Allah yang paling agung).” Kemudian Ismul A’zham itu mengalir di lisanku pada hari perang Badar. Perawi hadis ini mengatakan: Imam Ali (sa) membaca surat Al-Ikhlash kemudian membaca:
يَا هُوَ يَا مَنْ لاَ هُوَ اِلاَّ هُوَ، اِغْفِرْلِي وَانْصُرْنِي عَلَى الْكَافِرِيْنَ
- Yâ Huwa yâ Man lâ huwa illâ Huwa, ighfirlî wanshurnî ‘alal kâfirîn.
Wahai Dia yang tiada dia kecuali Dia, ampuni aku dan tolonglah aku menghadapi orang-orang kafir. (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5/700)
- Imam Musa Al-Kazhim (sa)1) berkata: “Sangatlah banyak keutamaan bagi anak kecil jika dibacakan padanya surat Al-Falaq (3 kali), surat An-Nas (3 kali), dan surat Al-Ikhlash (100 kali), jika tidak mampu (50 kali). Jika dengan bacaan itu ia ingin mendapat penjagaan, ia akan terjaga sampai hari wafatnya.” (Mafatihul Jinan 479)



- Rasulullah SAW. bersabda: “Barangsiapa yang ingin memperoleh penjagaan Allah dari orang yang bermaksud buruk, hendaknya ketika melihat orang itu memohon perlindungan dengan kekuatan Allah Azza wa Jalla dari kekuatan makhluk-Nya, kemudian membaca surat Al-Falaq dan ayat yang difirmankan oleh Allah Azza wa Jalla kepada Nabi-Nya SAW.: Fain tawallaw faqul hasbiyallâhu lâ ilâha illâ Huwa, ‘alayhi tawakkaltu wa Huwa Rabbul ‘arsyil ‘azhîm (At-Taubah: 129), niscaya Allah menyelamatkan ia dari tipu daya setiap penipu, makar setiap pemakar, dan kedengkian setiap orang yang dengki.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5/717).
- Imam Muhammad Al-Baqir (sa)1) berkata: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Falaq dan An-Nas, ia seperti membaca seluruh kitab suci yang diturunkan kepada para Nabi.” (Tafsir Nur Tsaqalayn 5/717)
- Imam Musa Al-Kazhim (sa)2) berkata: “Tidak ada seorang pun yang membacakan pada anak kecil setiap malam: surat Al-Falaq dan An-Nas masing-masing (3 kali), dan surat Al-Ikhlash (100 kali) atau (50 kali), kecuali Allah menyingkirkan darinya setiap penyakit atau derita anak kecil: kehausan, penyakit lambung dan darah, sampai ia berusia remaja. Jika sesudah remaja ia membacanya sendiri, maka ia akan dijaga oleh Allah Azza wa Jallah sampai hari wafatnya.” (Tafsir Nur Tsaqalayn 5/717)
- Imam Ali Ar-Ridha (sa) 3) berkata bahwa beliau pernah melihat orang yang sedang pingsan. Beliau menyuruh mengambilkan gelas yang diisi air. Kemudian beliau membaca surat Al-Fatihah, surat Al-Falaq dan An-Nas, kemudian meludahi/meniup gelas itu, lalu menyuruh menyiramkan/mengusapkan air itu pada kepala dan wajahnya. Orang yang pingsan itu sadar dan bangun. Imam berkata kepadanya: “Insya Allah penyakit itu tidak akan kembali lagi kepadamu selamanya.” (Tafsir Nur Tsaqalayn 5/718)



- Imam Musa Al-Kazhim (sa). berkata: “Sangatlah banyak keutamaan surat ini bagi anak kecil jika padanya dibacakan surat Al-Falaq (3 kali), surat An-Nas (3 kali), dan surat Al-Ikhlash (100 kali) dan jika tidak mampu (50 kali). Jika ia ingin memperoleh penjagaan diri dengan bacaan itu, ia akan terjaga sampai hari kematian men-jemputnya. (Mafatihul Jinan 479).
- Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata bahwa Rasulullah SAW. mengadu karena sakit yang dideritanya. Kemudian Jibril AS. datang kepadanya, dan Mikail berada di dekat kakinya. Kemudian Jibril memohonkan perlindungan untuknya dengan surat Al-Falaq, dan Mikail memohonkan perlindungan untuknya dengan surat An-Nas.” (Tafsir Nur Tsaqalayn 5/725)
- Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa). berkata bahwa: “Jibril datang kepada Rasulullah SAW. ketika sedang mengadu karena sakit, lalu Jibril meruqiyah (mengobati)nya dengan surat Al-Falaq, An-Nas dan Al-Ikhlash. Jibril berkata: Dengan nama Allah aku ruqiyah kamu, Allah pasti menyembuhkan kamu dari segala penyakit, ambillah surat ini niscaya ia akan memberi kamu ketenangan dan kesembuhan. Kemudian Nabi SAW. membacanya.” (Tafsir Nur Tsaqalayn 5/725)
Wassalam

Sumber : http://djackylmaulana.blogspot.com/2013/01/keutamaan-surah-al-fatihah-al-ikhlas-al.html

Menyelami Keagungan Samudera al-Fatihah

Senin, 02 September 2013 10:29 wib
Browser anda tidak mendukung iFrame

Judul buku : Fadhilah-Fadhilah Ajaib Surat al-Fatihah
Penulis : Muhammad Makhdlori dan Imam Lihyati
Penerbit : Sabil (Diva Press)
Cetakan I : Januari 2013
Tebal : 218 halaman
ISBN : 978-602-7665-41-5

Surat al-Fatihah yang dikenal dengan Ummul Kitab (induk Alquran) menyimpan banyak rahasia yang penuh dengan keajaiban dan keutamaan (fadhilah). Sehingga, dalam berbagai ritual ibadah umat Islam, al-Fatihah menduduki posisi yang sangat penting. Bahkan, Atas dasar pentingnya surat yang terdiri dari tujuh ayat ini maka Rasulullah SAW menjadikannya sebagai syarat sahnya salat. Artinya, salat seseorang tidak akan diterima tanpa membaca al-Fatihah.
  
Keagungan dan kemuliaan surat Al-Fatihah tersebut dibuktikan dalam ayat-ayat dalam surat al-Fatihah yang merupakan satu kesaksian akan adanya jalinan yang erat antara hamba dengan Tuhan-Nya. Jalinan itu dikuatkan oleh satu kesepakatan antara pemilik surat al-Fatihah, Allah SWT, dengan pembaca surat al-Fatihah.
  
Buku Fadhilah-Fadhilah Ajaib Surat al-Fatihah ini akan membongkar rahasia keagungan dan keutamaan yang terkandung di dalam al-Fatihah. Bukan hanya itu, buku karya Makhdlori dan Lihyati ini akan mengupas tuntas tentang posisi al-Fatihah sebagai pembuka dan poros al-Quran. Lebih menarik lagi, buku ini dilengkapi dengan beberapa cerita inspiratif tentang keajaiban dan keutamaan surat al-Fatihah.
  
Berbagai macam keutaman surat al-Fatihah tersebut secara kasat mata dapat dilihat dari nama-namanya. Muhammad Haqqi dan Nazili berpendapat bahwa al-Fatihah mempunyai 30 nama. Sementara al-Qurthubi menyebutkan ada 12 nama. Pendapat lain, seperti al-Fakhr, ar-Razi, dan al-Alusi mengatakan bahwa surat pembuka al-Quran ini mempunyai 22 nama (halaman 13).

Namun demkian, buku ini hanya menjelaskan secara rinci beberapa nama saja, karena nama-nama tersebut sudah dirasa mencakup penjelasan yang lain. Nama-nama tersebut adalah  surat al-Hamdu (pujian), ad-Du’a (doa), Ummul Kitab (induk al-Quran), as-Sab’ul Matsani (tujuh yang diulang), as-Syifa’ (obat), A’dzam Sutah fil Quran (surat yang paling agung dalam al-Quran), as-Syafiyyah (penyembuh).

Dari beberapa nama tersebut yang penting untuk digarisbawahi terkait dengan keutamaan dan keajaiban surat al-Fatihah adalah as-Syifa’ yang berarti obat. Obat di sini bukan hanya pada obat secara batin tapi juga bisa menjadi obat secara fisik. Walaupun demikian, al-Fatihah sebagai bagian dari isi al-Quran tidak memalingkan fungsi utamanya sebagai petunjuk bagi manusia agar manusia tetap berada pada jalan yang telah ditetapkan Allah dan rasul-Nya.

Ibnu Qayyim menceritakan, pernah suatu ketika beliau berada di Kota Makkah. Pada saat tawaf, beliau ditimpa rasa sakit yang berat, sehingga hampir-hampir mengganggu gerakan tubuhnya. Kemudian beliau segera membaca surat al-Fatihah dan mengusapkannya pada tempat yang sakit. Kemudian rasa sakit tersebut hilang seketika dengan izin Allah SWT. Tapi, di sini Ibnu Qayyim menegaskan, itu semua bergantung pada keyakinan diri. Sebab kalau tidak meyakini, obat pun tidak akan pernah dapat menyembuhkan penyakit (halaman 26).
  
Ada sebuah penelitian laboratorium  menyatakan bahwa air yang sudah ditiup atau dituliskan ayat Alquran mengandung unsur-unsur yang sangat berguna untuk penyembuhan penyakit. Sementara air yang belum ditulis atau ditiup dengan Alquran mempunyai bentuk yang sungguh berbeda. Air tersebut tidak mengandung unsur yang dapat menyembuhkan penyakit (halaman 143).
  
Allah SWT berfirman, “Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar (obat), dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian,” (QS. al-Isra’: 82)

Melepas kesulitan
  
Seperti surat-surat lain yang ada dalam Alquran al-Fatihah mempunyai keutamaan dapat melepaskan kesulitan hidup. Namun demikian perlu dipahami bahwa untuk melepas kesusahan harus tetap bersandar pada Allah SWT. Karena secara keseluruhan, apa yang terjadi di dunia ini adalah kehendak Allah SWT.
  
Kesulitan yang dialami seseorang tidak lain merupakan sebuah permasalahan yang bersumber dari dirinya sendiri. Hal ini dikarenakan ukuran kebahagiaan seserang bergantung pada ketenangan dan kenyamanan hati. Kebahagiaan tidak dapat dilihat dari tingkat banyaknya harta dan tingginya kedudukan. Oleh karena itu, Alquran sebagai pedoman orang-orang beriman dapat menjadi penenang dan penentram hati. Maka dengan membaca Alquran itulah seseorang bisa keluar dari segala kesulitan yang menyesakkan hatinya.
  
Posisi al-Fatihah sebagai induk Alquran adalah sebagai otak yang menjadi pusat segala kegiatan komponen tubuh. Karena otak adalah pusat penyimpanan memori, maka keberadaannya sangat vital dalam mengatur segala kegiatan dalam kehidupan manusia. Maka dari itu, surat al-fatihah merupakan kunci komunikasi seorang hamba dengan Tuhan-Nya. Hal ini dibuktikan dengan adanya persyaratan sah salat yang harus membaca surat al-Fatihah.
  
Orang yang melakukan salat ibarat sedang berkomunikasi dengan Allah SWT. Dan surat al-Fatihah-lah yang menjadi pembuka komunikasi tersebut. Sekali pun seseorang melakukan shalat seratus rakaat sekali pun jika tidak membaca al-Fatihah, maka salatnya tidak akan sah, atau dalam bahasa lain, komunikasinya akan terputus dengan Allah SWT (halaman 162).
  
Pada intinya buku ini mengajak kita untuk menyelami keagungan samudra al-Fatihah. Karena masih banyak kandungan keajaiban dan keutamaan al-Fatihah yang masih belum diketahui oleh kita. Lebih dari itu, buku ini berpesan kepada kita agar senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan banyak membaca ayat-ayat Alquran.

Sumber : http://suar.okezone.com/read/2013/09/02/285/859148/large
 RAHASIA DAN KEUTAMAAN SURAT ALFATIHAH (Di ambil dari PISS-KTB, Versi lama)

Ibnu Dharis meriwayatkan dari Abi Qibalah, Nabi SAW bersabda:

من شاهد فاتحة الكتاب حين تستفتح كمن شهد فتحا في سبيل الله، ومن شهدها حين تختم كان كمن شهد الغنائم حين تقسم

“Barang siapa menyaksikan fatihatul kitab ketika mulai dibaca maka dia seperti seseorang yang menyaksikan peperangan di jalan Allah, dan barang siapa menyaksikannya ketika ditutup maka dia seperti orang yang menyaksikan ketika harta rampasan dibagikan.

Dalam kitabnya Tarikh Damsyik, Ibnu Asakir meriwayatkan sebuah hadits dari Syaddad bin Aus, RAsulullah SAW bersabda:

إذا أخذا أحدكم مضجعه ليرقد، فليقرأ بأم الكتاب وسورة، فإن الله يوكل به ملكا يهب معه إذاهب

“Apabila seseorang diantara kalian hendak mulai tidur, maka bacalah ummul kitab (surat fatihah) dan salah satu dari surat dalam Al-Qur’an, maka Allah akan mewakilkan untuknya malaikat yang akan bangun bersamanya jika dia bangun.”

Para ulama berpendapat bahwa surat Al-Fatihah terdiri dari tujuh ayat dan بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ merupakan salah satu ayat dari surat Al-Fatihah, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Daruquthniy dan Imam Bukhari dalam kitab tarikhnya dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

إذا قرأتم الحمدلله فاقرأوا بسم الله الرحمن الحيم، لأنها أم القران وام الكتاب والسبع المثاني بسم الله الرحمن الرحيم إحدى اياتها

“Jika Engkau membaca Alhamdulillah (surat Al-Fatihah) bacalah بسم الله الرحمن الحيم karena merupakan induk Al-Quran daj kerupakan Sab’ul Matsani dan بسم الله الرحمن الحيم adalah salah satu dari ayatnya.”

Untuk kata amin (آمين) yang diucapkan ketika selesai membaca surat Al-Fatihah bukan merupakan bagian dari Al-Qur’an tetapi disunnahkan bagi kita untuk membacanya ketika selesai membaca surat Al-Fatihah, sebagaimana sbada Rasulullah SAW:

علمني جبريل آمين عند فراغي من قراءة سورة الفاتحة

“Jibril mengajarkan kepadaku agar membaca amin (آمين) ketika aku selesai membaca surat Al-Fatihah.”
Al-Baihaqi dan beberapa ulama lainnya mengatakan tentang bacaan amin (آمين) sewaktu shalat jahriyah (shalat yang bacaan Al-Fatihahnya dikeraskan) yaitu imam membacanya dengan jelas (dapat didengar oleh ma’mum), sebagaimana riwayat dari Wail bin Hujr, adalah Rasulullah SAW jika selesai membaca وَلاَ الضَّآلِّيْنَ beliau mengucapkan amin (آمين) dengan mengeraskan suaranya dan ma’mum mengucapkan juga bersamaan dengan imamnya. Dalam salah satu hadits, Nabi SAW bersabda:

إذا قام الإمام ولا الضـــــــــالين، فقولوا آمين، فإن الملائكة يقول آمين، فإن الإمام يقول آمين، ومن وافق تأمينه تأمين الملائكة غفرله ماتقدم من ذنبه

“Apabila imam selesai mengucapkan ولا الضـــــــــالين maka ucapkanlah آمين , karena para malikat juga mengucapkan آمين , barang siapa yang ketika membaca آمين bertepatan dengan malikat ketika membaca آمين , maka dosanya yang lalu diampuni oleh Allah.”
Menurut Asy-Syaikh Al-Jarjaniy sebagaimana disebutkan dalam kitabnya Al-Amaliy akan diampuni dosanya baik yang telah lalu maupun yang belakangan/akan datang.

Hikayat.
Dalam kitab Zadul Musafirin diceritakan bahwa kaisar Romawi menulis surat kepada khalifah Umar bin Khattab yang isinya:
Aku baca di kitab Injil bahwa siapa yang membaca satu surat yang tidak terdapat didalamnya 7 huruf, yaitu tsa (ث),kha (خ), zha (ظ), fa (ف), za (ز), jim (ج) dan syin (ش), siapa yang membaca surat ini maka Allah akan mengharamkan tubuhnya tersentuh api neraka, maka kami mencarinya dalam kitab Zabur, dan kitab Taurat tetapi tidak kami temukan, apakah surat itu terdapat pada kitab kalian? Setelah membaca surat ini khalifah Umar mengumpulkan pada sahabat dan menceritakan tentang isi surat dari kaisar tersebut, maka salah seorang sabahat Ubay bin Ka’ab mengatakan bahwa yang dimaksud oleh kaisar itu adalah surat Al-Fatihah, setelah mendengar itu khalifa Umar langsung mengirimkan jawabannya, tidak lama setelah mengetahui itu kaisar tersebut masuk Islam.
 

Keistimewaan dan Manfaat Membaca Surat al ikhlas

Surat Al Ikhlas adalah surat yang paling akhir di dalam Al Qur-an , diturunkan di kota Makkah, jumlah ayatnya 4 ayat.

Adapun lafal surat Al Ikhlas sebagai berikut :
ﺒﺴﻡ ﺍﷲ ﺍﻠﺭﺤﻤﻦﺍﻠﺭﺤﻴﻡ
ﻘﻞﻫﻭﺍﷲﺍﺤﺪ
ﺍﷲﺍﻠﺼﻤﺪ
ﻠﻡ ﯦﻠﺪ ﻭﻠﻡ ﯦﻭﻠﺪ
ﻭﻠﻡ ﯦﻜﻦ ﻠﻪ ﻜﻔﻭﻦﺍﺍﺤﺪ

Artinya :
  1. Katakanlah : Dia-lah Allah, Yang Maha Esa
  2. Allah, tempat bergantung segala sesuatu
  3. Dia tidak ber-anak, dan tidak diperanakkan
  4. Dan tidak ada satupun yang setara dengan-Nya

Adapun sebab sebab diturunkannya surat Al Ikhlas ini, ada beberapa riwayat yang menerangkan  sebab sebab turunnnya ayat ini, namun disini saya ambil satu saja :

Dari Ubai bin ka’ab, bahwa pada suatu hari kaum musyrikin makkah meminta penjelasan tentang sifat sifat Allah kepada Rasulullah SAW. : “jelaskan kepada kami sifat sifat Tuhanmu.” Maka saat itu juga turunlah surat Al ikhlas ini sebagai jawaban atas pertanyaan kaum musyrikin pada waktu itu. (Hadits ini diriwayatkan oleh A Turmidzi, Al Hakim, dan Ibnu Huzaimah dari Abi ‘Aliyah yang bersumber dari Ubay bin Ka’ab)

Manfaat-Faedah-Fadlilah surat Al ikhlas :
  1. Manfaat-Faedah-Fadlilah surat Al ikhlas yang pertama, barang siapa yang membacanya, diberi Allah pahala seperti membaca 1/3 (sepertiga) Al Qur-an. Rasulullah SAW. Bersabda (artinya) : “adakah lemah salah seorang kamu untuk membaca di waktu malam sepertiga Al Quran? Para sahabat bertanya: “bagaimana demikian ya Rasul?” beliau menjawab: “bacalah Qul Huwallahu Ahad ..dst dapat membandingi sepertiga Al Quran.” (Hadits Riwayat Abi Darda’) jadi jika dibaca 3 X berarti pahalanya sama dengan orang yang membaca seluruh Al Qur-an. Wallahu a’lam.
  2. Manfaat-Faedah-Fadlilah surat Al ikhlas yang ke dua, dapat memasukkan pembacanya masuk surga. Anas ra. Berkata: seorang lelaki menemui Rasulullah SAW. Dan berkata: “sesungguhnya aku cinta kepada surat Al ikhlas ini, maka Nabi menjawab : “cintamu kepadanya dapat memasukkan kamu ke dalam Surga.” (hadits ini sanadnya muttashil)
  3. Manfaat-Faedah-Fadlilah surat Al ikhlas yang ketiga, diberi pahala seperti pahalanya 100 orang yang mati sahid. “Barang siapa membaca surat Al ikhlas satu kali maka Allah meberinya pahala seperti pahala orang yang ber-iman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab ktab-Nya, rasul rasul-Nya dan diberikan pahala seperti pahalanya 100 orang yang mati syahid.” (lihat tafsir Kabir)
  4. Manfaat-Faedah-Fadlilah surat Al ikhlas yang ke-empat, barangsiapa yang membacanya haram masuk Neraka.
  5. Manfaat-Faedah-Fadlilah surat Al ikhlas yang ke-lima, barangsiapa yang membacanya 10 X, niscaya dibangunkan Istana di Surga. Dari Mu’adz bin jabal dan Anas ra.; Rasulullah SAW. Bersabda : “siapa yang membaca surat al Ikhlas 10 X, maka Allah membangunkan sebuah Istana di Surga untuknya.” (Hadits Riwayat Imam Muslim)
  6. Jika dibaca 50 X besuk pada hari kiamat mendapat panggilan untuk masuk surga. Dari Jabir bin Abdullah ra., Rasulullah SAW bersabda : “siapa yang membaca surat Al ikhlas setiap hari 50 X, maka pada hari kiamat ia akan dipanggil dari kuburnya “bangkitlah! Hai pemuji Allah dan masuklah Surga!” (HR. Ath Thabrani)
  7. Jika dibaca 100 X diampuni dosanya selama 50 tahun, selain dosa atas darah, harta, kemaluan dan minuman keras. Nabi Muhammad SAW bersabda : “ siapa yang membaca surat Al ikhlas 100 X, maka Allah mengampuni baginya kesalahan 50 tahun, selagi ia menjauhi 4 perkara: darah, harta, farji dan minum minuman” (Hadits ini dari Anas ra dan diriwayatkan oleh Baihaqi dan Ibnu ‘Ardy)
  8. Jika dibaca 200 X setiap hari, maka dituis baginya 1500 kebaikan dan dihapus dosanya 50 tahun kecuali hutang pada manusia. Dari Anas bin malik ra. Nabi SAW. Bersabda : “  siapa yang membaca surat al ikhlas 200 X setiap hari, Allah menulis baginya 1500 kebaikan dan menghapus dosanya 50 tahun kecuali jika ada hutang baginya. Dan siapa menjelang tidurnya pada punggung kanannya lalu membaca surat al ikhlas 100 X, maka di hari kiamat Allah memanggil kepadanya “Wahai hamba-Ku, masuklah ke dalam Surga dari arah kananmu.” (HR. At Turmudzi) Dan diriwayat lain dosanya akan diampuni selama 200 tahun (hadits berasal dari Anas ra. Dan diriwayatkan oleh Baihaqi)
  9. Jika dibaca 7 X sesudah sholat Jum’at bersama sama surat Al Falaq dan An nas, maka dirinya akan dijaga Allah dari berbagai kejahatan sampai hari Jum’at berikutnya. Dari ‘Aisyah ra. Rasulullah SAW bersabda (artinya): “barangsiapa sesudah sholat Jum’at membaca surat Al ikhlas, Al Falaq dan An nas sebanyak 7 X, Allah ta’ala menjaganya dari kejahatan hingga jum’at yang lain.”

Disamping ke sembilan hal tersebut di atas, masih ada lagi Manfaat-Faedah-Fadlilah surat Al ikhlas ini (lihat Khazinatul Asrar : 166)
  1. Siapa yuang mempunyai urusan yang sangat penting dan sukar sekali, hendaklah menulis surat Al Ikhlas ini beserta bismillah 1000 X, maka Allah SWT segera mengabulkan hajatnya, itu sebagian dari mujarabnya surat Al ikhlas ini
  2. Siapa menulisnya sejumlah bilangan Rasul (25 X), maka ia akan memperoleh maksud dan tujuannya, serta dijaga dari musuh dan para penghasud, bahkan akan memperoleh kecintaan.
  3. Siapa yang menulisnya 7 X beserta bismillah pada tempat yang terbuat dari tanah, kemudian di isi dengan air minum dan diminumkan ke orang sakit, insya Allah dengan se izin-Nya ia akan sembuh, terkecuali jika sudah menemui ajalnya.

9 waktu Membaca SUrat Al Ikhlas

Pertama: waktu pagi dan sore hari.
Pada waktu ini, kita dianjurkan membaca surat Al Ikhlash bersama dengan maw’idzatain (surat Al Falaq dan surat An Naas) masing-masing sebanyak tiga kali. Keutamaan yang diperoleh adalah: akan dijaga dari segala sesuatu (segala keburukan).
Dari Mu'adz bin Abdullah bin Khubaib dari bapaknya ia berkata,

خَرَجْنَا فِى لَيْلَةِ مَطَرٍ وَظُلْمَةٍ شَدِيدَةٍ نَطْلُبُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لِيُصَلِّىَ لَنَا فَأَدْرَكْنَاهُ فَقَالَ « أَصَلَّيْتُمْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا فَقَالَ « قُلْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ « قُلْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ « قُلْ ». فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَقُولُ قَالَ « (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِينَ 
تُمْسِى وَحِينَ تُصْبِحُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَىْءٍ »

Pada malam hujan lagi gelap gulita kami keluar mencari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk shalat bersama kami, lalu kami menemukannya. Beliau bersabda, "Apakah kalian telah shalat?" Namun sedikitpun aku tidak berkata-kata. Beliau bersabda, "Katakanlah". Namun sedikit pun aku tidak berkata-kata. Beliau bersabda, "Katakanlah". Namun sedikit pun aku tidak berkata-kata. Kemudian beliau bersabda, "Katakanlah". Hingga aku berkata, "Wahai Rasulullah, apa yang harus aku katakan?” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Katakanlah (bacalah surat) QUL HUWALLAHU AHAD DAN QUL A'UDZU BIRABBINNAAS DAN QUL A'UDZU BIRABBIL FALAQ ketika sore dan pagi sebanyak tiga kali, maka dengan ayat-ayat ini akn mencukupkanmu (menjagamu) dari segala keburukan." (HR. Abu Daud no. 5082 dan An Nasai no. 5428. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Kedua: sebelum tidur.
Pada waktu ini, kita dianjurkan membaca surat Al Ikhlash, Al Falaq, An Naas dengan terlebih dahulu mengumpulkan kedua telapak tangan, lalu keduanya ditiup, lalu dibacakanlah tiga surat ini. Setelah itu, kedua telapak tangan tadi diusapkan pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Cara seperti tadi diulang sebanyak tiga kali.
Dari ‘Aisyah, beliau radhiyallahu ‘anha berkata,

أَنَّ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ) ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari no. 5017)

Ketiga: ketika ingin meruqyah (membaca do’a dan wirid untuk penyembuhan ketika sakit).
Bukhari membawakan bab dalam shohihnya ‘Meniupkan bacaan ketika ruqyah’. Lalu dibawakanlah hadits serupa di atas dan dengan cara seperti dijelaskan dalam point kedua.

عَنْ عَائِشَةَ - رضى الله عنها - قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ نَفَثَ فِى كَفَّيْهِ بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَبِالْمُعَوِّذَتَيْنِ جَمِيعًا ، ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا وَجْهَهُ ، وَمَا بَلَغَتْ يَدَاهُ مِنْ جَسَدِهِ . قَالَتْ عَائِشَةُ فَلَمَّا اشْتَكَى كَانَ يَأْمُرُنِى أَنْ أَفْعَلَ ذَلِكَ بِهِ

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, dia berkata, "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hendak tidur, beliau akan meniupkan ke telapak tangannya sambil membaca QUL HUWALLAHU AHAD (surat Al Ikhlas) dan Mu'awidzatain (Surat An Naas dan Al Falaq), kemudian beliau mengusapkan ke wajahnya dan seluruh tubuhnya. Aisyah berkata, “Ketika beliau sakit, beliau menyuruhku melakukan hal itu (sama seperti ketika beliau hendak tidur, -pen)."  (HR. Bukhari no. 5748)
Jadi tatkala meruqyah, kita dianjurkan membaca surat Al Ikhlash, Al Falaq, An Naas dengan cara: Terlebih dahulu mengumpulkan kedua telapak tangan lalu keduanya ditiup lalu dibacakanlah tiga surat tersebut. Setelah itu, kedua telapak tangan tadi diusapkan pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Cara seperti ini diulang sebanyak tiga kali.

Keempat: wirid seusai shalat (sesudah salam).
Sesuai shalat dianjurkan membaca surat Al Ikhlash, Al Falaq dan An Naas masing-masing sekali. Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata,

أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَقْرَأَ الْمُعَوِّذَاتِ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan padaku untuk membaca mu’awwidzaat  di akhir shalat (sesudah salam).” (HR. An Nasai no. 1336 dan Abu Daud no. 1523. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). Yang dimaksud mu’awwidzaat adalah surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani. (Fathul Bari, 9/62)

Kelima: dibaca ketika mengerjakan shalat sunnah fajar (qobliyah shubuh).
Ketika itu, surat Al Ikhlash dibaca bersama surat Al Kafirun. Surat Al Kafirun dibaca pada raka’at pertama setelah membaca Al Fatihah, sedangkan surat Al Ikhlash dibaca pada raka’at kedua.
Dari’ Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

نِعْمَتِ السُّوْرَتَانِ يَقْرَأُ بِهِمَا فِي رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الفَجْرِ : { قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ } وَ { قُلْ يَا أَيُّهَا الكَافِرُوْنَ

Sebaik-baik surat yang dibaca ketika dua raka’at qobliyah shubuh adalah Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash) dan Qul yaa ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun).” (HR. Ibnu Khuzaimah 4/273. Syaikh Al Albani mengatakan dalam Silsilah Ash Shohihah bahwa hadits ini shahih. Lihat As Silsilah Ash Shohihah no. 646). Hal ini juga dikuatkan dengan hadits Ibnu Mas’ud yang akan disebutkan pada point berikut.

Keenam: dibaca ketika mengerjakan shalat sunnah ba’diyah maghrib.
Ketika itu, surat Al Ikhlash dibaca bersama surat Al Kafirun. Surat Al Kafirun dibaca pada raka’at pertama setelah membaca Al Fatihah, sedangkan surat Al Ikhlash dibaca pada raka’at kedua.
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan,

مَا أُحْصِى مَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقْرَأُ فِى الرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَفِى الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الْفَجْرِ بِ (قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ) وَ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

Aku tidak dapat menghitung karena sangat sering aku mendengar bacaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat pada shalat dua raka’at ba’diyah maghrib dan pada shalat dua raka’at qobliyah shubuh yaitu Qul yaa ayyuhal kafirun (surat Al Kafirun) dan qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash).” (HR. Tirmidzi no. 431. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

Ketujuh: dibaca ketika mengerjakan shalat witir tiga raka’at.
Ketika itu, surat Al A’laa dibaca pada raka’at pertama, surat Al Kafirun pada raka’at kedua dan surat Al Ikhlash pada raka’at ketiga.
Dari ‘Abdul Aziz bin Juraij, beliau berkata,  “Aku menanyakan pada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, surat apa yang dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (setelah membaca Al Fatihah) ketika shalat witir?”
‘Aisyah menjawab,

كَانَ يُوتِرُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَتْ كَانَ يَقْرَأُ فِى الأُولَى بِ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَفِى الثَّانِيَةِ بِ (قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ) وَفِى الثَّالِثَةِ بِ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca pada raka’at pertama: Sabbihisma robbikal a’la (surat Al A’laa), pada raka’at kedua: Qul yaa ayyuhal kafiruun (surat Al Kafirun), dan pada raka’at ketiga: Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash) dan mu’awwidzatain (surat Al Falaq dan An Naas).” (HR. An Nasai no. 1699, Tirmidzi no. 463, Ahmad 6/227)
Dalam riwayat yang lain disebutkan tanpa surat al mu’awwidzatain.

عَنْ أُبَىِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُوتِرُ بِ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَ (قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ) وَ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ)

Dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya melaksanakan shalat witir dengan membaca Sabbihisma robbikal a’la (surat Al A’laa), Qul yaa ayyuhal kafiruun (surat Al Kafirun), dan Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash)” (HR. Abu Daud no. 1423 dan An Nasai no. 1730)
Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah mengatakan,

وَحَدِيثُ عَائِشَةَ فِي هَذَا لَا يَثْبُتُ ؛ فَإِنَّهُ يَرْوِيهِ يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ ، وَهُوَ ضَعِيفٌ .وَقَدْ أَنْكَرَ أَحْمَدُ وَيَحْيَى بْنُ مَعِينٍ زِيَادَةَ الْمُعَوِّذَتَيْنِ .

“Hadits ‘Aisyah tidaklah shahih. Di dalamnya ada seorang perowi bernama Yahya bin Ayyub, dan ia dho’if. Imam Ahmad dan Yahya bin Ma’in telah mengingkari penambahan “mu’awwidzatain”.” (Al Mughni, 1/831)
Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan,

تعليق شعيب الأرنؤوط : صحيح لغيره دون قوله : والمعوذتين وهذا إسناد ضعيف عبد العزيز بن جريج لا يتابع في حديثه

“Hadits ini shahih kecuali pada perkataan “al mu’awwidzatain”, ini sanadnya dho’if karena ‘Abdul ‘Aziz bin Juraij tidak diikuti dalam haditsnya.” (Tahqiq Musnad Al Imam Ahmad bin Hambal, 6/227)
Jadi yang tepat dalam masalah ini, bacaan untuk shalat witir adalah raka’at pertama dengan surat Al A’laa, raka’at kedua dengan surat Al Kafirun dan raka’at ketiga dengan surat Al Ikhlas (tanpa mu’awwidzatain).
Namun bacaann ketika witir ini sebaiknya tidak rutin dibaca, sebaiknya diselingi dengan berganti membaca surat lainnya. Syaikh ‘Abdullah Al Jibrin rahimahullah mengatakan,

والظاهر أنه يكثر من قراءتها، ولا يداوم عليها فينبغي قراءة غيرها أحياناً حتى لا يعتقد العامة وجوب القراءة بها

“Yang nampak dari hadits yang ada, hendaklah bacaan tersebut seringkali saja dibaca, namun tidak terus-terusan. Sudah seharusnya seseorang membaca surat yang lain ketika itu agar orang awam tidak salah paham,ditakutkan mereka malah menganggapnya sebagai perkara yang wajib.” (Fatawa Syaikh Ibnu Jibrin, 24/43)

Kedelapan: dibaca ketika mengerjakan shalat Maghrib (shalat wajib) pada malam jum’at.
Surat Al Kafirun dibaca pada raka’at pertama setelah membaca Al Fatihah, sedangkan surat Al Ikhlash dibaca pada raka’at kedua.
Dari Jabir bin Samroh, beliau mengatakan,

كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَقْرَأُ فِي صَلاَةِ المَغْرِبِ لَيْلَةَ الجُمُعَةِ : ( قَلْ يَا أَيُّهَا الكَافِرُوْنَ ) وَ ( قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika shalat maghrib pada malam Jum’at membaca Qul yaa ayyuhal kafirun’ dan ‘Qul ‘ huwallahu ahad’. ” (Syaikh Al Albani dalam Takhrij Misykatul Mashobih (812) mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Kesembilan: ketika shalat dua rak’at di belakang maqom Ibrahim setelah thowaf.
Dalam hadits Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu yang amat panjang disebutkan,

فجعل المقام بينه وبين البيت [ فصلى ركعتين : هق حم ] فكان يقرأ في الركعتين : ( قل هو الله أحد ) و ( قل يا أيها الكافرون ) ( وفي رواية : ( قل يا أيها الكافرون ) و ( قل هو الله أحد )

Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan maqom Ibrahim antara dirinya dan Ka’bah, lalu beliau laksanakan shalat dua raka’at. Dalam dua raka’at tersebut, beliau membaca Qulhuwallahu ahad (surat Al Ikhlas) dan Qul yaa-ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun). Dalam riwayat yang lain dikatakan, beliau membaca Qul yaa-ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun) dan Qulhuwallahu ahad (surat Al Ikhlas).” (Disebutkan oleh Syaikh Al Albani dalam Hajjatun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, hal. 56)